tag:blogger.com,1999:blog-20525032205064539632024-03-19T03:27:28.209-07:00Sakura DropAnggiahttp://www.blogger.com/profile/08818481365924514299noreply@blogger.comBlogger22125tag:blogger.com,1999:blog-2052503220506453963.post-71601981231529650542018-11-08T20:43:00.001-08:002018-11-08T20:43:40.947-08:00TELL THE TRUTH<div dir="ltr" style="text-align: left;" trbidi="on">
Mata Haruka beradu pandang dengan mata kelabu di depannya. Hal tersebut menimbulkan gejolak yang menggebu di dalam benak gadis itu. Kebahagian yang penuh dengan optimisme terpancarkan dari sorot matanya. Tidak ada ketakutan sedikitpun dalam setiap hembusan nafasnya. Bola matanya menyapu mengamati sosok lelaki yang dia dambakan sejak lama.<br />
<br />
<div>
"Daisuki Kenzo-san," ucapnya tanpa ada keraguan sedikitpun. Kenzo terperangah mendengar pernyataan Haruka.<br />
</div>
<div>
"Tapi kamu tidak perlu menjawabnya sekarang," lanjut Haruka ketika menyadari kegusaran Kenzo. Haruka sedikit mencondongkan tubuhnya mendekati Kenzo lalu menyapu pipi merahnya dengan sebuah kecupan sayang. Kenzo hanya terdiam membiarkan Haruka melangkah meninggalkannya sendiri.<br />
</div>
<div>
Tanpa mereka sadari, dua pasang mata cokelat bening mengamati kejadian itu sontak melebarkan kedua matanya. Melihat Haruka mencium Kenzo di depan umum membuat salah satu dari mereka ingin muntah. Perutnya tiba-tiba mual dan ada sesuatu yang menonjok bagian dadanya.<br />
</div>
<div>
"Waah, Haruka berhasil mendapatkan Kenzo," seru seorang perempuan yang berambut merah kepada seorang di sebelahnya.<br />
</div>
<div>
"Apaan itu, hah? Dia sudah bilang padaku bahwa dia tidak mencintai Haruka. Dasar lelaki pembohong," cerocosnya.<br />
</div>
<div>
"Kamu cemburu ya, Hanna? Sayang sekali, Kenzo hanya menganggapmu teman masa kecilnya," </div>
<div>
"Diam kau, Ayya. Aku bilang aku tidak menyukainya. Ah, kau lama-lama menyebalkan," balas Hanna sembari meninggalkan Haru sendiri. Ayya berlari mengikuti Hanna pergi. Mereka berdua memasuki perpustakaan. Tidak lama setelah itu, keduanya hanyut dalam sunyinya ruangan ini.<br />
<br />
<a name='more'></a>Pagi yang cerah di musim semi. Hanna mengayuh lesu sepedanya. Ini pertama kalinya dia mengayuh sepeda sendiri, biasanya setiap pagi dia selalu membonceng Kenzo ke sekolah tapi sekarang berbeda, dia tidak mungkin dekat-dekat lagi dengan Kenzo mengingat Kenzo sekarang pacar Haruka, cewek yang paling menyebalkan di University of Tokyo.<br />
<br />
"Ohayo, Hanna-chan!!!" seorang berteiak tepat ditelinganya. Hanna terlonjak. Hampir saja dia kehilangan keseimbangan. Tapi sebuah tangan kokoh dengan sigap langsung menyokongnya.<br />
<br />
"Arigatou, Kazuo-senpai," kata Hanna pada lelaki tersebut. Lalu pandangannya beralih ke arah lelaki di belakangnya. Ternyata dia adalah Kenzo, dan disampingnya sudah ada Haruka. Gadis itu tersenyum membalas tatapan sinis Hanna.<br />
<br />
Tanpa mengeluarkan kata-kata apapun, Hanna langsung menuntun sepedanya menjauhi mereka. Dia tidak menghiraukan teriakan Kenzo yang memanggil-manggil namanya.<br />
<br />
"Biar aku bantu," sentuhan lembut Kazuo. Mata abu-abunya begitu menusuk hati Hanna. Kazuo tersenyum seketika sembari mengambil alih sepeda yang di bawanya.<br />
<br />
"Tidak usah, biar saya saja," elak Hanna dengan bahasa yang sopan. Kazuo Yoshiro adalah seorang senior baginya jadi dia harus hormat bukan hanya itu, Kazuo juga masuk dalam orang-orang incaran para gadis di University of Tokyo.<br />
<br />
"<span style="font-size: small;">Daijoobu," balasnya sembari tersenyum. Senyum yang indah.</span><br />
<br />
<i><span style="font-size: small;"> Pantas saja banyak wanita yang mengaguminya, selain tampan, dia juga baik hati, </span></i><span style="font-size: small;">batin Hanna. </span><br />
<br />
<span style="font-size: small;">"Ada apa dengan kalian? Kalian bertengkar?" pertanyaan itu membuyarkan lamunan Hanna.</span><br />
<br />
<span style="font-size: small;">Hanna hanya bisa menggeleng dan mengalihkan pandangan ke arah seorang lelaki yang sedari tadi mengamati mereka dari jauh. Sedangkan seorang perempuan di sampingnya menggelayut manja di lengan lelaki itu.</span><br />
<br />
<span style="font-size: small;">"Hanna, kamu tidak mendengarku berbicara?" Kazuo berusaha mengimbangi lebar langkah Hanna. Langkah lebar itupun berangsur pelan hingga akhirnya mereka berjalan berdampingan.</span><br />
<span style="font-size: small;"><br /></span>
<span style="font-size: small;">Masing-masing masih terdiam. Kazuo meskipun populer tapi laki-laki itu begitu pendiam. Banyak wanita yang mendekati, namun dia menjauh tak ingin didekati. Satu angkatan dengan Kenzuo, mereka bisa dibilang sahabat karena kemanapun ada Kenzou, Kazuo pun pasti ada. Jadi, itulah mengapa Hanna pun juga mengenal Kazuo. </span><br />
<span style="font-size: small;"><br /></span>
<span style="font-size: small;">"Wanita itu mengambil Kenzo dari kita," desis Hanna dengan nada marah.</span><br />
<span style="font-size: small;"><br /></span>
<span style="font-size: small;">Kazuo tertawa terbahak bahak. Mata coklat gadis itu pun mendelik tidak suka atas respon Kazuo yang diluar prediksinya.</span><br />
<span style="font-size: small;"><br /></span>
<span style="font-size: small;">"Maaf. . Maaf. Bukan kah mereka saling bertunangan dan akan menikah setelah masing-masing dari mereka lulus?" </span><br />
<br />
<span style="font-size: small;">Dan ucapan Kazuo membuat Hanna terbelalak tak percaya? Menikah?</span><br />
<span style="font-size: small;"><br /></span>
<span style="font-size: small;"><br /></span>
<span style="font-size: small;">Bersambung. . .</span><br />
<br />
</div>
<div>
<br />
<br /></div>
</div>
Anggiahttp://www.blogger.com/profile/08818481365924514299noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-2052503220506453963.post-79275092387381323252017-07-30T08:00:00.001-07:002017-07-30T08:00:51.875-07:00Bismillaah, Menang!<p dir="ltr">Hari 7/7<br>
Anak Malam<br>
Oleh : Anggiara Faradiana</p>
<p dir="ltr">Aku ingin lebih lama bersama malam,<br>
Berdua saling bercerita,<br>
Menangis dalam sepi,<br>
Mendekap di tengah pekat..<br>
Terjaga jangan terlelap..<br>
Dingin pun ikut mendekat,<br>
Memeluk memberi semangat,<br>
Seakan hari esok aku terlahir hebat..</p>
<p dir="ltr">Aku duduk melepas malam,<br>
Sendiri berpeluh dosa,<br>
Kabut menutup tubuh,<br>
Seperti Dia yang menyembunyikan aib,<br>
Dalam bentuk kesempurnaan rupa,<br>
Agar pagiku penuh cinta,<br>
Hingga hidupku jauh dari luka..</p>
<p dir="ltr">Namun cinta,<br>
Satu rasa sejuta sakit,<br>
Menghujam tiada berhenti,<br>
Terkapar tanpa luka,<br>
Menumpuk dosa,<br>
Menciptakan kunci neraka..</p>
<p dir="ltr">Pagi datang,<br>
Malam menghilang..</p>
<p dir="ltr">Aku kembali terkurung,<br>
Dalam drama hidup,<br>
Penuh tipu,<br>
Penuh nafsu..</p>
<p dir="ltr">Mata pun terpejam,<br>
Lebih baik terlelap,<br>
Menyusul malam yang hilang,<br>
Meninggalkan pagi yang sia-sia..</p>
<p dir="ltr">Kala mereka membuka mata,<br>
Dan mulai menyebarkan aib sesama,<br>
Aku telah menghilang,<br>
Bersama malam,<br>
Menghindar dari sengat surya,<br>
Menghindar dari nikmat dunia..<br>
Karena sudah cukup bagiku,<br>
Berkubang dalam dosa..</p>
<p dir="ltr">Pembaringan ternyaman, 30 Juli 2017</p>
<p dir="ltr">#tantanganbasabasi</p>
<p dir="ltr">Dan berikut adalah buku yang ku inginkan. Sastra dan caranya mengolah kata. Sepertinya aku akan menemukan jawaban dari semua kebuntuan saat menyusun kata. </p>
<p dir="ltr">Sebenarnya ada banyak sih, seperti Membaca Sastra Membaca Dunia karangan Azwar, S.S, M.Si, dan Kumpulan Puisi Pengantar Kebahagiaannya Faidi Rizal tapi yang lebih memikatku, buku tersebut, Sastra yang Melintasi Batas dan Identitas. Bismillaah, semoga didapat. Aamiin..</p>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"> <a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiuCCiJzQo8AI3_GffJWFcjV5QanQiBa94nAHshwVriSlUOQLu7r-NI1hHgsR8qEVLhfC_wp7kWc2c1y6R0EoluoC_uod0biHeRq_b8Ewh9W8euDLUKnN8c7BQL4UVa_1fixww9mbT5vq8/s1600/Screenshot_2017-07-30-21-47-34-1.png" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"> <img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiuCCiJzQo8AI3_GffJWFcjV5QanQiBa94nAHshwVriSlUOQLu7r-NI1hHgsR8qEVLhfC_wp7kWc2c1y6R0EoluoC_uod0biHeRq_b8Ewh9W8euDLUKnN8c7BQL4UVa_1fixww9mbT5vq8/s640/Screenshot_2017-07-30-21-47-34-1.png"> </a> </div>Anggiahttp://www.blogger.com/profile/08818481365924514299noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-2052503220506453963.post-35405597291691057892017-07-28T14:30:00.001-07:002017-07-28T14:30:35.006-07:00One Day<p dir="ltr">Hari 6/7</p>
<p dir="ltr">Tantangan kali ini tentang pengharapan. Ah, pengharapan. Aku menengok usia. Sebuah kenyataan menohokku. Sudah saatnya berusaha mewujudkan satu persatu harapan yang digantung.</p>
<p dir="ltr">Aku memiliki banyak pengharapan. Tapi ada beberapa yang mengisi sebagian otak. Di dalam sana sudah mulai membunyikan alarm agar segera dilaksanakan atau diusahakan. </p>
<p dir="ltr">Bekerja.<br>
Setelah lulus, harusnya bekerja. Ini sedang diusahakan. Melamar pekerjaan rasanya sadis. Untung aku juga tidak melamar gadis. Apa rasanya juga seperti ini? Mungkin harus banyak-banyak sabar. <br>
Kalau ditanya pengen jadi apa, jawabku tetap, pengen jadi Editor. Tapi aku melihat backgroundku, pantas ya? <br>
Kini aku pasrah saja. Aku tidak pilih-pilih tempat bekerja. Yang penting halal. Editor ataupun apa kalau dijalani atas nama-Nya pasti berkah. </p>
<p dir="ltr">Penerbitan Buku<br>
Aku ingin menerbitkan bukuku salah satu percetakan di Jogjakarta. Kasian anak-anakku, mengendap di laptop tanpa sedikitpun sempat tersentuh karena aktifitasku yang luar biasa menyita waktu. Salahku juga terlalu mengesampingkan mereka. Dan kini aku sibuk dengan event-event dan project-project hingga anak-anakku kembali terlupakan. <br>
Tapi aku menunggu saat bekerja. Karena proses penerbitan pun butuh biaya. Aku harus banyak bersabar dan berusaha untuk pengharapan kali ini.<br>
Karena aku ingin menua bersama royalti, tinggal duduk sembari berimajinasi, uang mengalir. Menyenangkan rasanya kan? Semoga menjadi bestseller. Aamiin..</p>
<p dir="ltr">Menikah<br>
Siapa coba yang tidak ingin menikah? Banyak teman-temanku yang sudah menimang anak. Itu yang membuatku sadar bahwa aku sudah dewasa dan saatnya mengedarkan biodata. Setidaknya mempelajari kebiasaan orang itu tidaklah butuh waktu yang sebentar. Aku hanya ingin tahu, bagaimana dia menghadapi sikap terburukku dan bagaimana dia saat rasa bosan hinggap dalam perasaannya. <br>
Dia Sang Pembolak Balik Hati Manusia, aku hanya bisa berharap Dia menjatuhkan hatiku pada orang yang bisa menerimaku apa adanya dan mau berubah bersama. Entah kapan bisa terlaksana, aku hanya mampu berdoa, semoga Dia mempertemukan kita. Jelasnya, pengharapan kali ini terlaksana setelah kedua pengharapan di atas terealisasi. Sabar. Pokoknya sabar adalah kunci dari semua pengharapan. </p>
<p dir="ltr">Dan aku hanyalah merencanakan, sedang yang berhak menentukan hanyalah Dia Yang Maha Perencana. Aku cukup berikhtiar. Dan Dia yang mengabulkan. </p>
<p dir="ltr">#tantanganbasabasi<br>
#ceritaanggia<br>
#jostory</p>
Anggiahttp://www.blogger.com/profile/08818481365924514299noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-2052503220506453963.post-55517810977883639342017-07-28T07:09:00.001-07:002017-07-28T07:09:15.612-07:00Sisi Lucuku<p dir="ltr">Hari 5/7</p>
<p dir="ltr">Jika aku jabarkan perihal tantangan hari ini, sama saja aku tengah membuka aibku atau kebiasaan buruk. Kebiasaan itu membuat orang yang ada di dekatku merasa terganggu. Dan kebiasaan ini, aku dapat dari penilaian sahabat-sahabatku.</p>
<p dir="ltr">Mereka menilai aku orang yang terlalu jujur dan cenderung tidak bisa basa-basi. Kebiasaan kala tugas lapangan, aku harus diam sebelum kegiatan wawancara. Orang tidak suka terus terang, hanya sedikit yang menginginkannya. Yah, sifat orang kan berbeda-beda. Hehee..</p>
<p dir="ltr">Yang mau jalan denganku, harus tahan malu. Karna tidak bisa basa-basi, kadang sifat itu malu-maluin. Pernah kan, aku menemani salah satu sahabatku ketemu dengan temannya. Dia ragu, apakah orang yang berdiri di tempat tersebut temannya yang dimaksud sahabatku. Yah, gemes aja aku, lantas aku samperin, aku panggil (suaraku lumayan gede dan melengking), dia menoleh dengan tatapan penuh tanda tanya besar. Aku tengok ke arah sahabatku menunggu, ee ternyata dia sudah lari karena malu dengan tingkah lakuku. Yasudah, aku tinggalin aja dia (orang yang aku samperin) dengan tanda tanya besar yang belum menemukan jawaban. Sampai di samping sahabatku dia bilang sambil tertawa, "kamu bukan temenku..kamu bukan temenku." Tapi pas dikontak lagi, ternyata benar, dia yang dicari sahabatku. 😄</p>
<p dir="ltr">Kalau ketawa, susah berhenti.. <br>
Yah, aku salah satu tipe orang yang melakukan apapun secara maksimal. Sedih, senang, cinta, benci, kalau sudah nyangkut di hati, maka akan tinggal dalam jangka waktu yang lama. Termasuk ketika temanku melucu, dan aku tertawa, walaupun sudah berhenti tapi kalau diingatkan lagi, pasti tertawa lagi. Jadi, kami saat jalan selalu meminimalisir sejenis lawakan dan hal lain yang mengundang tawa. Tapi kalau dasarnya lagi bahagia, senyumnya tidak bisa menghilang. 😁</p>
<p dir="ltr">Satu lagi.<br>
Iseng. Nah, itu sifat sangat melekat. Ada aja ide untuk berlaku iseng. Contohnya foto dengan patung. Nah, ini dia, tidak pandang tempat sepi atau ramai kalau ada patung dan niat iseng itu muncul, pasti minta tolong teman yang saat itu jalan bareng untuk mengabadikan moment. Pernah, aku balik diisengin temanku, suruh action lagi ditembak (saat itu patungnya bawa pistol). Tapi setelah itu ditinggal lari. Untung posenya kalem, jadi engga begitu malu-maluin. 😄</p>
<p dir="ltr">Sudah ya. Itu aja sih menurutku hal yang membuat ilfeel mereka yang pernah jalan berdua denganku. Semuanya wanita kok. 😁😁😁</p>
<p dir="ltr">#tantanganbasabasi<br>
#ceritaanggia<br>
#jostory</p>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"> <a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgjSHGh4t_XlorbiBMMuBAhrEutg4A6bwujrfD73JIXRYgrByl9TiggQlHMwFAKT2fuWE3vZf96Kdag6yRHyXP5IQlevLof_hL0HJO6BP4lJPyRPYn561ZQDLFEgbqY-LDxtO9YO6GQZAc/s1600/20170719_112436.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"> <img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgjSHGh4t_XlorbiBMMuBAhrEutg4A6bwujrfD73JIXRYgrByl9TiggQlHMwFAKT2fuWE3vZf96Kdag6yRHyXP5IQlevLof_hL0HJO6BP4lJPyRPYn561ZQDLFEgbqY-LDxtO9YO6GQZAc/s640/20170719_112436.jpg"> </a> </div>Anggiahttp://www.blogger.com/profile/08818481365924514299noreply@blogger.com2tag:blogger.com,1999:blog-2052503220506453963.post-67982111540367057832017-07-27T07:13:00.001-07:002017-07-27T07:13:31.917-07:00One Day With You<p dir="ltr">Hari 4/7</p>
<p dir="ltr">Tantangan hari ini seputar teman dunia maya. Globalisasi membuka dunia tanpa batas. Aku bisa lebih mudah menemukan teman sehobbi dan sehati. Namun batas pun tak bisa diabaikan. Ada rasa ingin bertemu. Bukan sekedar bertemu, namun keinginan berdiskusi secara langsung menjadi dasar niat itu. </p>
<p dir="ltr">Tergabung dalam satu kelompok kolaborasi atau dalam dunia sastra sering disebut antologi membuat kita semakin dekat. Viga Puspita Chandra paling sering membakar gairah menulis dengan karya-karyanya yang tak jarang di post di timelime. Kak Atika Meidioza yang paling bawel masalah PUEBi. Bundadari Isyee Sentiani sudah menyiapkan rumah singgah untuk kita. Yuk Nietha Yuni diagendakan. Dan banyak teman-teman kepenulisan lainnya yang tak bisa disebutkan satu persatu. Mereka tersebar hampir di pelosok nusantara. Kapan bertemu?</p>
<p dir="ltr">Agenda nulis bareng dan diskusi karya kayaknya seru. Apalagi kalo krisannya diungkapkan secara langsung. Kapan mencoba? Hehe..</p>
<p dir="ltr">Masalah waktu, masih menyimpan teka-teki tentang keterlaksanaan niat itu. Ah, semoga dalam waktu dekat ya, mengingat bulan Juli hendak berakhir. Dan waktu terus berjalan. Pasti ada saatnya, ya, kan?</p>
<p dir="ltr">#tantanganbasabasi.co<br>
#ceritaanggia<br>
#jostory</p>
Anggiahttp://www.blogger.com/profile/08818481365924514299noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-2052503220506453963.post-45397467102971048022017-07-26T07:08:00.001-07:002017-07-26T07:08:32.682-07:00Wanita Luar Biasa<p dir="ltr">Hari 3/7</p>
<p dir="ltr">Karakter di bawah merupakan karakter yang membuat saya merasakan emosi yang luar biasa, baik itu kagum, suka, jatuh cinta. Yah, karakter berikut memang langka dimiliki wanita di jaman sekarang.</p>
<p dir="ltr">1. Khadijah binti Khuwailid<br>
Karakter wanita sebagai istri Rosululloh. Sabar sekali mendampingi rosululloh menyebarkan Islam. Beliau merelakan kekayaan untuk jihad di jalan-Nya. Ketulusan menaungi rumah tangga beliau. Rosululloh sangat mencintainya sebagai istri sampai maut menjemputnya. Sepeninggalannya meninggalkan duka mendalam bagi Rosululloh. Hal tersebut menjadi bukti bahwa karakter Khadijah sungguh luar biasa. </p>
<p dir="ltr">2. Mariam Jo<br>
Karakter wanita di novel karangan Khaled Hussaen yang berjudul A thousads Splendid Suns. Novel yang berlatar Afganistan. Perempuan dijadikan mesin pembuat anak dan jika dia tidak menghasilkan, maka sedia dijadikan boneka pelampiasan amarah.  Pria bebas mendua, poligami, dan semena-mena terhadap wanita. Dan Mariam, dia rela melakukan apapun agar terbebas dari kekejaman suaminya. Bukannya mendapat perlindungan, justru dia mendapat pukulan keras secara fisik maupun psikis setiap harinya. Tapi dia sabar. Sabar yang luar biasa namun berbatas. </p>
<p dir="ltr">3. Jane Austen<br>
Siapa yang tidak kenal beliau? Penulis hebat dimasanya. Saya jatuh cinta pada karakternya yang lebih memilih cinta dibanding uang dan kekuasaan. Jane menua tanpa menikah, karena dia merelakan cintanya demi orang lain yang bergantung pada cintanya tersebut. Karyanya terkenal sepanjang masa.<br></p>
<p dir="ltr">#tantangannulisbasabasi<br>
#jostory<br>
#ceritaanggia</p>
Anggiahttp://www.blogger.com/profile/08818481365924514299noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-2052503220506453963.post-16875664788689722192017-07-25T01:09:00.001-07:002017-07-25T01:09:10.247-07:00Untuk Sahabat<p dir="ltr">Hari 2/7</p>
<p dir="ltr">Sahabat. Jika di runtut, maka banyak cerita yang ku lalui bersama mereka. Susah. Sedih. Semuanya melebur menjadi satu rasa, senang. </p>
<p dir="ltr">Kami bukan tipe sahabat yang suka keluar masuk tempat hits hanya untuk mengisi timeline sosmed dengan foto-foto masa kini. Ah, daripada untuk seperti itu, lebih baik ditabung untuk liburan selanjutnya. Ya, kami lebih suka ke gunung atau ke pantai atau menghabiskan waktu 24 jam untuk bertukar cerita tentang masa depan dan pelajaran yang berharga dalam hidup masing-masing. </p>
<p dir="ltr">Aku, paling sering mendapat siraman rohani dari mereka. Tentang hidup, aku harus lebih memperbesar hati untuk menapakinya sendiri hidupku suatu hari nanti. Aku berpikir apakah hanya mereka yang mampu menerimaku apa adanya dengan semua sifat negatif yang melekat dalam diriku? Jangan terlalu jujur terhadap kenyataan yang ada, terkadang berbohong untuk menjaga perasaan orang lain itu penting. Itulah ungkapan mereka yang terus mengunci lisanku. Namun terkadang ego membuat lisan itu tergelincir hingga mengucapkan sebuah kejujuran yang menyakitkan. Mereka paham bagaimana diriku. Bagaimana aku makan dan apa yang tidak boleh aku makan. Dan sejuta kebiasaan yang tidak awam bagi orang yang baru mengenalku. </p>
<p dir="ltr">Lala Maula.. orang pertama yang kena tag. Sepertinya lapar membuat dia tak berdaya. Dan kenyang pun membuat dia enggan mengangkat badannya. Semua sendi mendadak lemah dan ruh yang mengisi raga mendadak menghilang. </p>
<p dir="ltr">Erwin Susanti.. dia jarang sepaham dengan ide liburan yang sering kami rancang. Dia adalah orang paling sibuk di lingkungan tempat tinggalnya. Entahlah apa yang dia kerjaan hingga enggan berbaur untuk mengisi kenangan yang tersisa. Tapi, jika dia gabung, dia mengisi hampir separuh memori internal di masing-masing ponsel kami. Dan kalimat penyesalan pun terlontar saat tahu betapa serunya kebersamaan yang sedang dia rasakan. </p>
<p dir="ltr">Amelia Rizky Amalia.. aku yang tidak peka atau aku yang kurang paham dengan dia. Tapi dia pencari angle terbaik di antara kami. Mungkin karena dia adalah anggota pencinta alam, jadi dia lihai mendeteksi spot mana yang bagus untuk menghasilkan potres terbaik. </p>
<p dir="ltr">Rizky Rahmantya.. dia imam terbaik, mengimami kami di kala sholat. Dan dia adalah partner terbaik di kala sibuk magang. Dia yang mengingatkan kami tentang batas. Dan dia fotografer paling terbaik dalam urusan membidik kami. </p>
<p dir="ltr">Lisa Kurniawati.. Ah, banyak sekali agenda liburan yang dia rancang untuk kami. Salah satu yang belum terealisasi adalah menikmati sunset di pantai pribadi. Kapan ya kira-kira? </p>
<p dir="ltr">Suci Rahmawati Ramadhan.. Bicara tentang dia, dia fashion stylist kami. Anak pramuka yang mandiri. Paling tidak bisa goyah meski dibujuk berkali kali. </p>
<p dir="ltr">Dan jika diteruskan, maka cerita itu akan lebih panjang lagi. Jadi aku cukupkan sekian. Untuk intinya, semoga kita dipertemukan di surga, menjadi bidadari yang tercantik di rumah-Nya. Dan terima kasih atas jasa dan cinta yang luar biasa kalian selama ini. Juga maaf yang tak terbatas untuk semua kata dan tingkah yang jauh dari sempurna hingga menimbulkan goresan di hati kalian. Doakan aku menang dalam tantangan ini. 😁 😚😚😚❤❤❤❤❤❤</p>
<p dir="ltr">#tantanganbasabasi<br>
#ceritaanggia<br>
#jostory</p>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"> <a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEi1VOiFbKARdojqZe0XatR7OVyqrHbgy6EKxHbbRMts7eBLRP2tTCr-UobVomSB1bakIPiCB3-SThsNin5I0JUiRAlfcQIxMMZF52BAPssddkL4PIc1_yFMF4JmLTX6yB8azskNMCWxr4k/s1600/Screenshot_2017-07-25-15-03-03-1.png" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"> <img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEi1VOiFbKARdojqZe0XatR7OVyqrHbgy6EKxHbbRMts7eBLRP2tTCr-UobVomSB1bakIPiCB3-SThsNin5I0JUiRAlfcQIxMMZF52BAPssddkL4PIc1_yFMF4JmLTX6yB8azskNMCWxr4k/s640/Screenshot_2017-07-25-15-03-03-1.png"> </a> </div><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"> <a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEj5lJ1D-BO7XLe802WGUYa1RVcYX1BINAph3i2X47KT67pDHIMEV56Q57F8niZaCRyrz8Tgi9hwwQrQII31B6lrSwi0jQC8rUeyAtRqiagM0kYMKSL8lbN8YII9j9D9cCAzVgUOgsKDLo8/s1600/IMG-20170725-WA0007.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"> <img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEj5lJ1D-BO7XLe802WGUYa1RVcYX1BINAph3i2X47KT67pDHIMEV56Q57F8niZaCRyrz8Tgi9hwwQrQII31B6lrSwi0jQC8rUeyAtRqiagM0kYMKSL8lbN8YII9j9D9cCAzVgUOgsKDLo8/s640/IMG-20170725-WA0007.jpg"> </a> </div>Anggiahttp://www.blogger.com/profile/08818481365924514299noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-2052503220506453963.post-79487626247279869612017-07-05T08:39:00.001-07:002017-07-05T08:42:37.727-07:00Sajak Malam<p dir="ltr"><br>
Dewi malam,<br>
Aku termangu menatap semburat senyumnya<br>
Ada sejuta rasa berpendar dalam jiwa<br>
Dan aku kesulitan menguraikannya dalam aksara<br>
Karena setiap rasa berkecamuk dalam dada<br>
Duka Lara Gulana Cinta Cita</p>
<p dir="ltr">Sementara malam kian larut<br>
Hati semakin kalut<br>
Sedang sajak satupun belum terbentuk<br>
Hanya ada torehan lusuh yang teronggok tak bermakna<br>
Haruskah aku menyerah?<br>
Dan bergabung dalam mimpi maya<br>
Atau kah tetap terjaga<br>
Sampai malam menikamku lebih dalam</p>
<p dir="ltr">Nalarku keruh<br>
Biar sejuta rasa berkelana<br>
Memeluk dalam hening <br>
Menangis dalam lengang<br>
Tiada perlu aku mengiba<br>
Toh, dunia tak acuh.. <br>
Memang siapa aku?<br>
Hanya penyair tanpa nama…</p>
<p dir="ltr">Surakarta, 14 Juni 2017</p>
Anggiahttp://www.blogger.com/profile/08818481365924514299noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-2052503220506453963.post-51718223430958501602017-03-05T06:50:00.001-08:002017-03-11T03:09:08.815-08:00Let It Flow<p dir="ltr">Heyy, Beast, <br>
Aku sudah mendengar kabar pernikahanmu. Dan kabar itu membuatku bahagia. Kabar itu pula mengingatkanku pada ceritamu tentang seorang wanita yang selalu menyita perhatianmu semasa kita masih dibangku sma. </p>
<p dir="ltr">Allah adalah Perencana terbaik. Wanita itu ternyata calon istrimu, eh, istrimu beberapa hari lagi. Ya Rabb, betapa beruntungnya kamu mengetahui bahwa kalian akan bersatu membentuk sebuah keluarga hingga maut memisahkan. </p>
<p dir="ltr">Aku melihat senyum yang senantiasa mengembang membentuk lengkungan menghias bibirmu. Matamu berbinar menahan haru. Dan tentu saja, kamu tidak bisa berhenti tertawa bahagia. </p>
<p dir="ltr">"Ini akhir penantianku, Ra," begitu ucapmu terus menerus kepadaku. </p>
<p dir="ltr">"Barakallah, Beast. Semoga lancarkan hingga akad tiba. Kalian dipersatukan atas nama Allah dan bersama sama menjadi keluarga yang sakinah, mawadhah, warohmah. Kalian dipersatukan baik di dunia dan di akhirat. Bahagia teruuus," doaku tulus. Tulus. Ikhlas.</p>
<p dir="ltr">Berapa taun ya kita barengan? Lama, ya, kan? Sampai-sampai mereka mengira kita pacaran. Padahal kita sahabatan. Enakan sahabatan, ya, kan, kamu nikah aja kita masih bisa bercanda. Ya walaupun aku harus menjaga jarak. Aku harus menghormati istri kamu. </p>
<p dir="ltr">Sekarang, aku gantian yang kena omelan kamu. Tiap ketemu pasti suruh, "segera, Ra. Disegerakan lebih baik." Reseee, sumpaah. Tapi bener juga apa yang kamu suruh. Kamu mah cuma ngutip apa yang aku ucapkan pas kamu masih perjaka. Giliran sudah nikah, yang jomblo gantian diledekin suruh segera menikah. But, Beast, aku masih belum siap jika aku menginginkan pemimpin yang seperti apa yang telah aku jabarkan ke kamu. Walaupun sudah 21 taun (otw 22 taun) tapi jiwaku masih 17 taun. Dan yang paling utama, jodoh kuu masih invisible. Hahahaha...</p>
<p dir="ltr">Yaps, ceritanya si sahabat rempong aku ini nungguin istrinya dari pas jaman sma sampai kuliah. Istrinya ini termasuk wanita cerdas yang meminta dihalalkan sebagai tanda keseriusan. Bayangkan sajaa, 6 taun mereka terombang ambing dalam uncertain relationship.  Sebelumnya sih saya memang mengarang cerita yang intinya adalah biasanya kalo pasangan ldr tanpa kepastian, ujung-ujungnya pasti ditinggal nikah. Dan karna sahabatku sangat cinta dengan istrinya sekarang, akhirnya dia memutuskan untuk menikah. Saya motivator pernikahan yang jahat. Hahaha.. At least, ini semua happy ending. </p>
<p dir="ltr">Mindset kamu berubah tatkala menikah. Aku mengamati terus. Aku merasakan perubahan itu. Aku tidak tahu harus menulis apa lagi. Kesimpulannya, kamu gentle. Kamu benar-benar laki-laki yang berani mengambil resiko meskipun kamu tahu ke depan jalanmu bakal lebih susah. Kata kamu, "masa depanku ditentukan dari apa yang aku usahakan hari ini."</p>
<p dir="ltr">Aaaaa... Beast, kamu benar-benar langka. Aku bahagia bisa bertukar pikiran tentang topik topik tertentu. <br><br></p>
<p dir="ltr">*nama disamarkan atas dasar menjaga nama baik dari tokoh cerita*<br></p>
Anggiahttp://www.blogger.com/profile/08818481365924514299noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-2052503220506453963.post-8821145224229025572017-02-20T04:58:00.001-08:002017-02-20T06:20:23.619-08:00Serakah? <p dir="ltr">Surakarta, 20 Februari 2017</p>
<p dir="ltr">Hari ini, ada seseorang yang datang padaku. Dia bertanya,"mengapa islam memperlakukanku tidak adil?" Dia kehilangan arah dan terlalu dibutakan oleh dunia. Tapi dia tidak mau berusaha dan buru-buru menyimpulkan bahwa islam seperti itu. </p>
<p dir="ltr">Aku lantas tersenyum. "Pernahkah kamu membuka mushafmu?"</p>
<p dir="ltr">Dia menggeleng. </p>
<p dir="ltr">"Aku tidak tertarik membukanya karena aku sudah diperlakukan tidak adil."</p>
<p dir="ltr">Itu jawaban lucu. "Al Qur'an aja tidak pernah dibuka, bagaimana bisa dikatakan adil? Kamu terus meminta sedangkan kamu terus jauh kepada Rabb yang mengabulkan apa yang kamu minta. Kamu terus menikmati udara, makan makanan enak, tidur nyenyak, bermain, menikmati alam, tapi kamu masih bisa berkata itu tidak adil? Kamu kurang bersyukur. Atau kamu mau serakah? Dunia hanya memberi kenikmatan sebentar sedangkan akhirat akan memberi kenikmatan tanpa batas. Kalau Allah memperlakukanmu tidak adil, Dia pasti mencabut nyawamu sekarang juga."</p>
<p dir="ltr">"Jangan sok tahu,"</p>
<p dir="ltr">"Aku pernah jauh, sangat jauh, jauh bangeeeeet. Tapi Rabb-ku menarikku mendekat lagi. Al Qur'an menolongku. Bahkan sekarang aku begitu dekat dengan-Nya. Aku bahagia. Aku mendapatkan ketulusan yang aku cari selama ini. Apa ada yang tulus mencintaimu dibanding Dia Maha Pencipta? Coba buka Al Qur'an. Dipahami. Diresapi. Dipelajari. Semua penjelasan secara jelas ditulis di situ."</p>
<p dir="ltr">"Aku belum siap."</p>
<p dir="ltr">"Kapan siapnya? Nunggu dibungkus kain kafan?</p>
<p dir="ltr">"Omonganmu seram."</p>
<p dir="ltr">Hahahaa. Aku hanya tertawa. </p>
<p dir="ltr">Kemudian dia meninggalkanku. Semoga hatimu tidak terlanjur keras sehingga cahaya hidayah bisa leluasa masuk dihatimu. </p>
Anggiahttp://www.blogger.com/profile/08818481365924514299noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-2052503220506453963.post-22058691151415703932016-11-25T06:55:00.001-08:002016-12-13T10:44:04.391-08:00Hijrahku<p dir="ltr">Rasanya masih kemarin aku belajar memakai hijab. Rasanya juga baru kemarin aku merasa  seperti ada yang membatasi semua perilakuku. Semuanya serba tak terduga. Dan pastinya inilah takdirku. Dia sang Perencana Terbaik. </p>
<p dir="ltr">Aku, berawal dari hukuman, perlahan menapaki apa itu Islam dan berperilaku Islam yang sebenarnya. Untuk pertama kalinya juga, aku mengenal amanat yang harus ku pertanggungjawabkan. Aku sebagai Ketua yang harus menghimpun teman-temanku agar senantiasa istiqomah berada dalam satu majelis ini. Majelis yang terbentuk karna sebuah hukuman. Rasanya sangat tidak mungkin jika majelis ini bertahan lama. Namun, atas izin Allah, majelis tersebut masih terselenggara sampai sekarang dan mencetak beberapa alumni syar'i. </p>
<p dir="ltr">Banyak yang kami pelajari, terlebih mengenai hubungan dengan lawan jenis. Dan lagi-lagi, Dia-lah sang Perencana Terbaik. Dia membawaku ke dalam majelis itu, agar aku mampu membentengi diriku dari perilaku zina dan khianat. Tapi sepertinya pengaruh pergaulan disekelilingku mengalahkan itu. Aku ikut arus pertemanan dan nafsu dunia. Namun aku tetap mempertahankan forum ini. Allah benar-benar sang Perencana terbaik. </p>
<p dir="ltr">Forum selebihnya hanya formalitas yang harus aku ikuti. Tapi aku tidak bisa meninggalkannya, entah mengapa. Hatiku membutuhkannya. Hati melebihi nafsu, jika tidak dituruti, ada kehampaan melingkupi diriku. Dan dari situlah Allah mempermainkan hatiku. Dia maha pembolak balik hati manusia.</p>
<p dir="ltr">Masa SMP berakhir. Aku merasa mendapat keluarga yang peduli denganku selama dalam forum. Dan forum menjadi zat adiktif bagiku. Aku membutuhkannya, hatiku membutuhkannya, kehidupanku membutuhkannya, dan seluruh jiwaku membutuhkannya meskipun berulangkali aku menolaknya. </p>
Anggiahttp://www.blogger.com/profile/08818481365924514299noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-2052503220506453963.post-88572123916345909802016-11-07T01:31:00.001-08:002016-11-07T01:31:51.028-08:00Di Depan Lebih Indah<p dir="ltr">Kita sama-sama tahu. Tidak ada yang mau disakiti. Tidak ada yang bermaksud menimbulkan luka. Tidak pula ada yang berpikir keduanya. </p>
<p dir="ltr">Kekerasan bukan sebuah penyelesaian yang seharusnya diambil. Aku bukan sebuah baja, yang tidak berefek apapun ketika ditempa dalam bara api sekalipun. Meskipun nantinya aku berubah bentuk, namun, aku tetaplah baja. Tidak akan pernah berubah. </p>
<p dir="ltr">Baja akan melindungi manusia, jika manusia memperlakukannya selayaknya baja pada umumnya. Namun sifat manusia yang selalu tidak puas dengan apa yang ada di sekitarnya, membuat baja melukai manusia itu. Tindakan rasional sebenarnya, siapa berbuat dan apa yang akan ditimbulkan akibat perbuatan itu. Namun ego manusia yang membuatnya tidak menyadari kesalahan tersebut. Atau mungkin kesalahan ditimbulkan oleh baja itu. <i>Wallahualam.</i> </p>
<p dir="ltr">Aahh.. yang sudah berlalu jangan terus menerus disesali. Di depan ada sebuah pemandangan indah, mungkin. Jadi, jangan menengok ke belakang seakan di belakang kembali memberi harapan. Meskipun di depan belum tentu memberi harapan, namun, jangan bergantung ke belakang. </p>
<p dir="ltr">Ikuti saja arus air yang akan membawa kita ke muara. Laut yang luas, berbagai macam makhluk akan kita jumpai di sana... </p>
Anggiahttp://www.blogger.com/profile/08818481365924514299noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-2052503220506453963.post-59852243686999883272016-05-14T16:30:00.001-07:002016-05-14T16:30:46.580-07:00Dunia hanya menipumu<p dir="ltr">Apakah aku harus senang tinggal di bumi? Kerusakan, Kebohongan, Kepalsuan menyelebungi sepanjang hidup, bagaikan asap yang ngepul dan masuk ke dalam paru-paru yang menimbulkan sifat adiktif. Saking adiktifnya banyak yang terlena dan menimbulkan korban-korban pasif yang tentu saja terkena imbasnya.</p>
<p dir="ltr">Aku setiap detik menangis, memohon ampunan, namun setiap detik juga aku terkena penyakit itu. Apa yang harus ku lakukan? Apakah air mataku dapat menghapus kesalahan karena penyakit itu? Jika bisa, apakah air mataku mampu melakukannya? </p>
<p dir="ltr">Dengarkanlah hatiku, menjerit setiap terkena imbasnya. Namun tiada yang mampu mendengarnya. Tiada yang mau peduli. </p>
<p dir="ltr">Aku lelah harus berperilaku seakan mengenakan topeng. Kapan aku bisa berhijrah, benar benar berhijrah? <br>
</p>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"> <a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhNm0jxCYHzVhPI6pzX_cNjAGhCyRp-ApECQtnswSJSsc293-0xLo481jg35oF_DrulOjGqciD-Airqff9aX4yp4qXtz12EdAwoPvToa4CEReI3H3A-F438zEsllhChDi1xgLlo0pQ-Q5Y/s1600/2016-05-15-06-15-38--789532485.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"> <img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhNm0jxCYHzVhPI6pzX_cNjAGhCyRp-ApECQtnswSJSsc293-0xLo481jg35oF_DrulOjGqciD-Airqff9aX4yp4qXtz12EdAwoPvToa4CEReI3H3A-F438zEsllhChDi1xgLlo0pQ-Q5Y/s640/2016-05-15-06-15-38--789532485.jpg"> </a> </div>Anggiahttp://www.blogger.com/profile/08818481365924514299noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-2052503220506453963.post-23532341183747992932016-03-12T16:40:00.001-08:002016-03-12T16:40:51.653-08:00Diam!<p dir="ltr">Aku diam. Biar saja aku yang disakiti. Aku diam tanpa menuntut apapun. Biar saja aku yang dihakimi. Aku diam saja dan menerima semua kesalahan. Aku memilih diam. Biar saja itu menjadi cerita antara kita. Aku terus saja diam meskipun cerita itu mulai melebar. Aku akan diam dan pergi jika aku tidak kuat dengan semua yang kamu lakukan kepadaku. </p>
<p dir="ltr">Aku tetap saja diam. Aku menerima semuanya termasuk kebohonganmu. Aku tidak akan melakukan apapun untuk membuatmu berkata jujur kepadaku. Karena jika kamu benar mencintaiku, kamu tidak akan setega itu melakukan semuanya kepadaku. </p>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"> <a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgtZ6OMn52brNGV3Y-K-xh81c1OTrGZqbkWVdtwWGFTkXV4KKQIxm5PsOgvdToCw35YsoUEQT80BZ1zXl2zjqqCEHGf5VXWSm-td1rdeQsxRtCF5uXQZJIj5XY-tRvnRDzt-eRy0qPaFp4/s1600/2016-03-13-07-06-08--762666080.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"> <img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgtZ6OMn52brNGV3Y-K-xh81c1OTrGZqbkWVdtwWGFTkXV4KKQIxm5PsOgvdToCw35YsoUEQT80BZ1zXl2zjqqCEHGf5VXWSm-td1rdeQsxRtCF5uXQZJIj5XY-tRvnRDzt-eRy0qPaFp4/s640/2016-03-13-07-06-08--762666080.jpg"> </a> </div>Anggiahttp://www.blogger.com/profile/08818481365924514299noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-2052503220506453963.post-55910499017858299342016-03-11T00:48:00.001-08:002016-03-11T00:52:42.541-08:00First Love<p dir="ltr">Sebuah undangan coklat muda dengan motif kertas tua tergeletak di teras rumahku. Entah siapa yang mengirimkannya, tapi sepertinya ini bukan undangan pernikahan yg biasanya aku dapat. Ku buka sedikit penutup kertas itu. Di sana tertulis sebuah tulisan, Undangan Reuni SMA. Ah, aku lupa, bagaimana suasananya sewaktu SMA dulu. Makhlum, aku disibukkan dengan berbagai pekerjaan. Oleh karena itu, Aku pun tidak ingat tentang memori sewaktu SMA. Tapi ada satu yang tidak pernah bisa ku lupa. Cinta pertama.</p>
<p dir="ltr">Tiba-tiba saja mataku berair dan dadaku sesak. Itulah yang ku rasakan tatkala mengingat kejadian itu. Kejadian 10 tahun yang menorehkan trauma bagiku untuk menjalin hubungan dengan pria lain. Dan terjadilah, setelah lulus, aku memutuskan kuliah di luar negeri, kuliah khusus anak perempuan. Setidaknya setahun setelah kepergianku, luka itu perlahan lahan mulai menutup. Pikiranku tidak melulu tentang dia. Begitu pula setelah bekerja. Aku pun memutuskan bekerja dibagian Public Relation dimana aku selalu menghadapi klien-klien yang setiap hari berbeda-beda. Perjalanan yang kubuat dan tuntutan menyelesaikan masalah klien membuatku benar-benar telah melupakan itu semua. </p>
<p dir="ltr">Aku tidak tahu harus bagaimana dengan undangan itu. Ku putuskan untuk benar2 menutup lembaran hitam di masa lalu. Jadi, aku membuang undangan tersebut. </p>
<p dir="ltr">"Alea," seseorang dengan nada lembut memanggil namaku dari belakang. </p>
<p dir="ltr">Sontak aku menoleh ke arah suara itu. Seorang gadis yang sangat ku kenal dulu tersenyum ke arahku. Dia terlihat agak tua dariku. Tapi tetap saja, aku tidak merasa pangling melihatnya. Kemudian dia berjalan agak cepat ke arahku dan langsung memelukku. </p>
<p dir="ltr">"Sita," gumamku lirih tanpa daya. Aku membiarkan dia mendekapku erat. Dan aku juga membiarkan dia menangis.</p>
<p dir="ltr">"Aku tak tahu harus mengatakan apa tapi aku benar-benar minta maaf atas kejadian 10 tahun yg lalu. Aku tahu, aku tidak- Aku- Aku,"<br>
"Sudahlah Sita. Yang berlalu biarlah berlalu, aku sudah melupakan itu semua," balasku datar. Ada kegetiran dari kalimatku. Dia sahabatku sejak lama bahkan kami sudah layaknya saudara kandung, apakah aku harus membencinya hanya gara-gara cinta? </p>
<p dir="ltr">Sita masih terisak. Dia meraba wajahku. "Aku merindukanmu. Aku mencarimu tapi aku tidak menemukan apapun termasuk kabarmu. Aku takut kehilanganmu, Alea. Jika waktu itu kamu memintaku untuk meninggalkannya, maka aku akan meninggalkannya untukmu."</p>
<p dir="ltr">"Aku sibuk. Sudahlah! Aku sudah melupakannya dan sekarang kamu juga harus melupakannya," ucapku berusaha tegar setegar mungkin.</p>
<p dir="ltr">Sita masih terisak. Dia kembali memelukku. Dan aku membiarkannya melakukan itu. Tubuhku kaku. Aku tidak merespon pelukannya. Aku tidak tahu harus bertindak apa. </p>
<p dir="ltr">"Sudahkah kamu membaca undangan itu?" tanyanya tiba-tiba.</p>
<p dir="ltr">"Reuni SMA. Sepertinya aku tidak bisa datang. Aku ada pekerjaan," jawabku berbohong.</p>
<p dir="ltr">Raut kekecewaan jelas tergambar dari wajah Sita. Sikapnya masih sama ketika aku menolak pergi bersamanya. Dulu, dia merajuk dan terus merajuk sampai aku menerima ajakannya. </p>
<p dir="ltr">"Kamu berbohong. Aku bisa melihat dari matamu," </p>
<p dir="ltr">Aku tertawa kecil. Tawa palsu yang ku buat agar dia percaya dan berhenti memaksaku. "Aku jelas tidak berbohong. Ada klien yg harus ku temui di akhir pekan."</p>
<p dir="ltr">"Klien? Ataukah pacar?" selidiknya. </p>
<p dir="ltr">"Aku tidak punya pacar," aku mengkoreksi ucapannya.<br>
"Kamu belum bisa melupakannya kan? Jika belum, setidaknya kamu akan datang ke acara itu. Jika belum, aku akan meninggalkannya untukmu," ucap Sita yang benar-benar membuatku harus memilih. Aku kenal Sita dan aku kenal bagaimana dia menepati ucapannya.</p>
<p dir="ltr">"Baiklah, aku akan mampir ke acara itu," kataku putus asa. Perkataanku itu langsung disambut dengan pelukan oleh Sita. Lalu dia pamit dengan gembira seakan baru menemukan barangnya yang selama ini hilang.</p>
<p dir="ltr">Dasar Sita. Dia selalu saja bersikap kekanak-kanakan padahal umur dia sudah tidak lagi muda. Tidak pernah berubah.</p>
<p dir="ltr">* * * *</p>
<p dir="ltr">Akhirnya, tibalah saat dimana acara itu diselenggarakan. Aku menepati janjiku pada Sita. Aku datang ke sana sendiri tanpa pasangan karena aku benar-benar belum memiliki pasangan. Di sepanjang jalan, aku sudah merasa gundah. Aku tidak tahu harus melakukan apa setiba di sana.</p>
<p dir="ltr">Mobilku memasuki halaman depan SMA. SMA-ku masih sama seperti dulu. Hanya saja ada sedikit renovasi di depan dan penggantian cat dinding agar tidak terkesan sebagai sekolah tua. Aku memarkirkan mobilku dibagian belakang agar aku mudah untuk mengambilnya. Sebelumnya memang aku berniat tidak akan menghabiskan waktuku di sana. Kemudian aku masuk ke dalam. Langkahku cepat menuju Aula.</p>
<p dir="ltr">Aula tempat acara itu diselenggarakan telah ramai banyak orang. Suara anak kecil memenuhi seisi ruangan. Bahkan satu orang yang membawa lebih dari satu anak pun banyak. Begitu pula dengan suami. Aku rasa hanya aku yang berangkat sendiri tanpa anak dan suami. </p>
<p dir="ltr">Selama beberapa menit aku mematung di sana. Mengamati berbagai pemandangan yang sangat aneh. Mereka tertawa, gembira, dan merasa bahagia. Padahal di sini aku hampir menangis mengamati kebahagiaan mereka.<br>
"Alea," suara yang sama memanggilku. Aku menoleh. Dia pun tak kalah bahagianya dengan mereka. Dalam pelukannya tertidur seorang anak. Dan di belakangnya seorang laki2 yang ku cintai dulu menunggu dengan sabar. Dia menggendong seorang anak juga, namun anak itu lebih besar. </p>
<p dir="ltr">Aku tersenyum getir. Entah mengapa aku masih menatap lekat ke arah pria itu. Pria itu juga menatapku. Tapi tidak lama, dia mengalihkan pandangan seakan takut dengan sorot mataku. </p>
<p dir="ltr">"Ayo membaur," ucap Sita sembari menarik tanganku ke arah kerumunan. Dan pria itu mengikuti langkahnya. Dia tidak lagi berada di belakangnya melainkan di sampingnya. </p>
<p dir="ltr">Betapa bahagianya Sita, dia langsung menjadi satu dengan mereka. Sementara aku kembali sendiri menahan air mata. Dia meninggalkanku bersama dengan pria yang sekarang sangat ku benci.</p>
<p dir="ltr">"Alea, aku, aku minta maaf atas kejadian yang lalu," ucapnya tiba-tiba.</p>
<p dir="ltr">Aku hanya terdiam seolah tidak mendengarnya. </p>
<p dir="ltr">Berada di dekatnya membuatku tersiksa. Akhirnya aku sedikit melangkah agak jauh dari pria itu. Aku berusaha ikut membaur dengan yang lain untuk menghindarinya. Tapi ketika aku mulai melangkah, tangannya menarik tanganku sehingga aku terhuyung hampir jatuh. Kemudian dia membawaku jauh dari kerumunan. </p>
<p dir="ltr">Sekarang aku sendiri bersama dia. Dia melepaskan tanganku. Ku seka air mataku yang tidak dapat lagi ku bendung.</p>
<p dir="ltr">"Alea, aku benar2 khilaf melakukannya. Aku minta maaf atas kejadian itu. Jawab aku Alea," katanya seraya memohon kepadaku.<br>
"Biarkan itu terjadi, Yudhis. Aku sekarang sudah bahagia dengan hidupku. Jangan lah kau ungkit-ungkit lagi kejadian itu. Biar aku saja yang merasakan itu semua," balasku sembari terisak.</p>
<p dir="ltr">"Alea, aku dan Sita tersiksa karena perbuatan kami. Hidup kami tidak tenang. Kami selalu terbayang-bayang olehmu."</p>
<p dir="ltr">"Aku tidak lagi mempermasalahkan itu. Aku sakit memang, dan aku membawa rasa itu. Sekarang jangan kamu ungkit lagi! Aku sudah melupakan itu semua, aku sudah memaafkan kalian. Apa lagi yg akan kalian minta dariku??" teriakku dalam tangis. Aku melihat Yudhis juga menangis. Namun wajahnya tertunduk. Kemudian dia mengangkat wajahnya untuk memandangku. Pandangannya teduh dan membuat suasana hatiku luluh lantak. </p>
<p dir="ltr">"Kamu masih secantik dulu, Lea," ucapnya. Tangannya terulur hendak menyentuh wajahku tapi buru-buru ku tepis tangan itu. Aku tidak mau dia melakukan lebih dari itu. Aku benar2 memutuskan untuk pergi meninggalkannya. Namun lagi2 dia menarik lenganku hingga membuatku terhuyung jatuh. Aku terjatuh tepat dalam pelukannya. Tentu saja aku sadar lantas aku meronta. Semakin kuat aku meronta semakin kuat pula dia memelukku. Sampai akhirnya pelukan itu tiba2 mengendor. Aku langsung menampar pipi kirinya, namun tidak ada reaksi apapun dari pria itu. Begitu juga ketika aku pergi, dia tidak lagi menarik tanganku. Aku telah berlalu darinya. Ternyata tidak jauh dari tempat kami, telah berdiri Sita yang tampak shock. Kejadian yg baru ku alami membuatku acuh dengan mereka berdua. Ku biarkan Sita dengan kedua anaknya. Dan aku langsung memacu mobilku pergi dari area itu. Bahkan aku berencana kembali ke luar negeri demi melupakan kejadian hari ini.</p>
<p dir="ltr">* * * * * * </p>
<p dir="ltr">Tiga tahun berlalu sejak kejadian hari itu. Kabar terakhir yang aku dengar, setahun setelah kejadian itu, mereka bercerai. Sita mengurus sendiri ketiga anaknya dan Yudhis pergi entah kemana. Aku tidak begitu memikirkan mereka.<br>
<br>
Dan hari ini, aku memberanikan diri pulang ke tanah air. Tidak ada lagi perasaan sedih karena terkhianati. Entahlah, setelah menyendiri aku merasa bahwa menyendiri adalah pilihan yang terbaik. Aku tidak harus memberikan cinta kepada orang lain. Aku juga tidak perlu merasa sakit karena dicintai. Aku pun tidak menginginkan ketulusan dan kasih sayang. Yang aku inginkan adalah bagaimana caranya agar aku bisa menuntaskan semua mimpiku. Mimpi, itulah prioritas utama dalam hidupku saat ini. Biarlah orang mengatakanku sebagai perawan tua toh dia tidak merasakan apa yang pernah aku rasakan. </p>
<p dir="ltr">* * * * *</p>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"> <a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEj9tysNU-0sWfFVd_5AGgGqZBf-W1IYVRQOxGpO5R0HqwzqIpPgHqX87tYZ63PZpuS3DuXyV0jhQXvNtdqTvvrgLV1FTrUKjBXGLyyCS2Fekcdf3fOKp94xCIGGzZwaQUN8uc-0jeAxc80/s1600/images-4.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"> <img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEj9tysNU-0sWfFVd_5AGgGqZBf-W1IYVRQOxGpO5R0HqwzqIpPgHqX87tYZ63PZpuS3DuXyV0jhQXvNtdqTvvrgLV1FTrUKjBXGLyyCS2Fekcdf3fOKp94xCIGGzZwaQUN8uc-0jeAxc80/s640/images-4.jpg"> </a> </div>Anggiahttp://www.blogger.com/profile/08818481365924514299noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-2052503220506453963.post-28933672137720584852016-03-10T06:44:00.001-08:002016-03-10T06:48:46.990-08:00Secercah Cahaya dari dalam Rumah Bordir<p dir="ltr">Tuhan, aku tidak tahu bagaimana caraku membalas semua nikmatMu. Sungguh ini adalah yang teramat bahagia dari kesedihan yang selama ini aku rasakan. Engkau anugerahkan gelar bagi kesempurnaan setiap wanita. Ibu. Tiada gelar yang paling membanggakan kecuali gelar menjadi ibu. </p>
<p dir="ltr">Dalam hitungan bulan, dia yang tengah meringkuk dalam perutku akan datang mengisi kekosongan. Dia yang akan menjadikan hari-hariku penuh suka cita. Aku menanti hari itu, hari dimana aku mempertaruhkan segalanya untuk memperlihatkan kepadanya akan dunia. </p>
<p dir="ltr">Janjiku, Tuhan. Aku akan mengajarkan betapa indahnya karunia-Mu. Aku akan menuntunnya ke jalan-Mu. Aku akan mengenalkannya tentang mana yang baik dan mana yang buruk. </p>
<p dir="ltr">Meskipun ibu adalah wanita penuh dosa, namun ibu selalu berdoa semoga Tuhan membantu kita dekat dengan-Nya. Semoga Tuhan menuntun kita. </p>
<p dir="ltr">Nak, tiada cinta yang tulus selain cinta Ibu. Ibu berjanji kepadamu, Ibu akan mencintaimu.. Ibu mencintaimu tanpa bisa berhenti dan diberhentikan.. Cukup hanya Tuhan, Ibu, dan Anakku.. </p>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"> <a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEg3yH-U6yGiGSEktuF_Vv9ckBxIaPJNseYflx_-ugD_i-QjUYxvJ9TWiOeI_8ZP84e7XQyd4lr8sXRn03SlB-RfhJBYswQob-abwZYEjLbovUaApWquQ2eJT3wtDJi4k__4ps3GH6jIlVk/s1600/images-1.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"> <img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEg3yH-U6yGiGSEktuF_Vv9ckBxIaPJNseYflx_-ugD_i-QjUYxvJ9TWiOeI_8ZP84e7XQyd4lr8sXRn03SlB-RfhJBYswQob-abwZYEjLbovUaApWquQ2eJT3wtDJi4k__4ps3GH6jIlVk/s640/images-1.jpg"> </a> </div>Anggiahttp://www.blogger.com/profile/08818481365924514299noreply@blogger.com0Surakarta, Surakarta-7.5754886 110.824326tag:blogger.com,1999:blog-2052503220506453963.post-48699800016565280802016-03-08T23:12:00.001-08:002016-03-08T23:15:26.260-08:00Dandelion<p dir="ltr">Ketika bayangan mulai mengabur, dan keburukanmu terlihat semakin jelas di mataku, aku sadar bahwa aku tidak pantas lagi berada lama di sisimu. Aku memutuskan untuk pergi dengan pertimbangan yang ku rasa tidaklah adil untukku sendiri. Aku ingin membuatmu bahagia setelah sekian lama membuatmu tersiksa dan terluka. Begitu lama aku berfikir seharusnya aku sadar bahwa perilaku yang kamu tunjukkan kepadaku mengatakan bahwa kamu sudah jenuh dengan hubungan kita. Akhirnya keputusan untuk pergi menjadi akhir hubungan ini dan menjadi awal kebahagiaanmu, kurasa. </p>
<p dir="ltr">Sayang, hidup ini laksana bunga dandelion, yang selalu berkelana mencari takdirnya. Dia tidak suka hinggap terlalu lama melainkan selalu pergi mengikuti hembusan angin. Dan aku rasa kamu adalah bunga dandelion itu. Kamu bisa mencari bunga lain untuk kamu kembangkan kembali. </p>
<p dir="ltr">Aku bukanlah bunga itu, sayang. Aku bukanlah bunga yang hendak kamu kembangkan. Meskipun kamu telah memetikku, namun aku telah layu dan rusak oleh waktu. Aku rela dibuang asal kamu bahagia. Aku ikhlas jika harus sendiri seumur hidup. Aku melakukan semuanya tanpa paksaan dan aku tidak ingin kamu melakukannya dengan paksaan.</p>
<p dir="ltr">Tapi satu hal yang perlu kamu tahu, cintaku tidak akan pernah hilang untukmu. Semoga kamu bahagia, sayang. Semoga kamu bahagia meskipun bukan aku yang membahagiakanmu. . . </p>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"> <a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhpMoEFOVlQZ_DYOULyCAKu5f6jA_wb971DTP0FEqkcFCrkZRL_VEA6zZEEcWREBFx7ps41-eD9KGtT4gIOHU78sILSkkx9ORMLgYPs5nYi1YoAe4bJlPv0P82B4gMKFxGkp4jOWPRkbxE/s1600/2016-03-09%25252014.14.20.png" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"> <img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhpMoEFOVlQZ_DYOULyCAKu5f6jA_wb971DTP0FEqkcFCrkZRL_VEA6zZEEcWREBFx7ps41-eD9KGtT4gIOHU78sILSkkx9ORMLgYPs5nYi1YoAe4bJlPv0P82B4gMKFxGkp4jOWPRkbxE/s640/2016-03-09%25252014.14.20.png"> </a> </div>Anggiahttp://www.blogger.com/profile/08818481365924514299noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-2052503220506453963.post-46920700388315963812016-03-08T20:12:00.001-08:002016-03-08T20:27:49.158-08:00Little Cupcake<p dir="ltr">Yang aku tahu dia seperti cupcake kecil yang berwarna warni dengan taburan gula putih di atasnya. Aku memanggilnya my little cupcake. Ketika dia mendengarnya, sudah pasti itu aku, dia berlari menyongsongku seakan aku adalah sumber kebahagiaannya. </p>
<p dir="ltr">Bahagia? Apakah rasanya seperti melihat cupcake-ku tersenyum? Dia bisa mengubah cemberut menjadi senyum. Dia seakan obat bagi lara dan gundah gulana. Dia yang Tuhan kirimkan sebagai poros kehidupan. She, my little cupcake, is the only reason why I've lived. </p>
<p dir="ltr">Dia pengganti yang pergi. Dia malaikat penutup luka seiring kepergiaannya. Dia laksana es yang mendinginkan lebam lebam masa lalu. My little cupcake, kehidupanmu adalah bahan bakar yang aku butuhkan. </p>
<p dir="ltr">Tuhan, sekarang aku melihat keadilanmu melaluinya. Aku ikhlas jika masa laluku begitu menyakitkan, kemudian engkau kirimkan malaikatmu seperti my little cupcake. </p>
<p dir="ltr">Tiada rencana yang lebih indah dibanding rencanamu. Tiada pula nikmat lainnya yang teramat besar dibanding nikmat dariMu. </p>
Anggiahttp://www.blogger.com/profile/08818481365924514299noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-2052503220506453963.post-19221219352352189592014-04-19T03:53:00.001-07:002014-04-19T03:53:11.564-07:00HujanAku menghirup nafas dalam-dalam. Dan udara segar mengalir melewati rongga tenggorokanku hingga akhirnya memenuhi paru-paru di dadaku. Langsung saja penat yang selama ini menyelubungiku terdesak keluar. Aku merasa lebih baik. Setidaknya satu bebanku sedikit berkurang.<br />
<br />
Lantas aku berjalan pulang dalam keadaan yang lebih baik dari saat aku berangkat tadi. Dan bayangan senyummu yang akan ku temui setiap kali melewati rumahmu memberikan semangat tersendiri bagiku. Semangat itu membakarku untuk terus berjalan melewati deras hujan yang saat ini turun.<br />
<br />
Langkahku akhirnya menghantarkanku semakin dekat denganmu. Cat orange pagarmu sudah dapat ku lihat dari balik guyuran hujan. Langkahku tambah mantap. Dan tinggal beberapa rumah lagi dari rumahmu.<br />
<br />
Tapi tiba-tiba sebuah mobil merah terang menyalip langkahku dari belakang. Mobil itu berhenti tepat di depan rumahmu. Sontak aku berhenti karena langkahku dihalangi oleh pintu mobil yang terbuka.<br />
<br />
Seorang laki-laki keluar dari pintu itu. Tangan kanannya membawa payung sehingga membuatnya tidak basah. Lalu Laki-Laki itu sedikit berlari kecil mengitari mobil itu dan berhenti di samping tepat depan pagar rumahmu. Seorang gadis keluar pintu lain dan bergabung dengan laki-laki itu dalam satu payung.<br />
<br />
Aku pun bisa melihat dengan jelas. Gadis itu berjalan sambil memeluk manja laki-laki di sampingnya.<br />
<br />
Dan aku hanya bisa tertegun. "Ega. . ?"Anggiahttp://www.blogger.com/profile/08818481365924514299noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-2052503220506453963.post-64164589272015374332013-09-23T05:55:00.002-07:002013-11-30T01:53:10.524-08:00Pelangi Senja<div>
<i>Tok. . Tok. . Tok. . </i><br />
<i><br /></i></div>
<div>
<i>Siapa pula yang bertamu malam-malam hujan badai begini</i>, batin Mbok Ratmi sembari tergopoh-gopoh menuju ruang tamu. Tangannya menarik gagang pintu hingga menimbulkan derit yang bercampur dengan riuhnya hujan. Seorang wanita dan sebuah bayi merah dalam dekapannya. Matanya mendadak menatap iba kearah seorang wanita yang sedikit menggigil. Terlebih kepada bayi yang digendong wanita tersebut. Segera saja, dia persilahkan wanita tersebut masuk ke dalam rumahnya.<br />
<br /></div>
<div>
Disuguhinya segelas teh hangat yang masih mengeluarkan uap hangat. "Minum, <i>Nduk</i>," perintahnya. Lalu wanita tersebut mengangkat gelas tersebut tanpa ada keraguan, dan menyesap perlahan teh tersebut.<br />
<br />
"Ada apa kamu malam-malam begini. Kasihan <i>genduk</i> kedinginan," kata Mbok Ratmi sembari membelai kepala bayi tersebut. Rambut lembut namun dingin beradu dengan tangan kasar Mbok Ratmi. Bayi tersebut menggeliyat seakan menyadarinya.<br />
<br />
"Saya minta tolong <i>simbok,</i>" ujarnya lirih. Tatapannya kosong tanpa tujuan. Ada semburat kegelisahan ketika dia menunduk memandang bayi dalam gendongannya.<br />
<br />
"Saya titip anak saya," lanjutnya menahan sesuatu di dalam hatinya.<br />
<br />
"Lha kamu mau pergi kemana?"<br />
<br />
"Saya mau jadi TKI ke Arab, tidak ada yang kenal kecuali <i>simbok. </i>Saya benar-benar minta tolong, <i>Mbok</i>. Kalau bukan <i>Simbok</i> siapa lagi yang mau mengasuh pelangi," isaknya.<br />
<br />
Tampak keraguan di mata Mbok Ratmi. Ada rasa ingin menolak karena amanah dari wanita tersebut teramat berat baginya. Ada rasa ingin menerimanya dengan alasan, mau dibawa kemana bayi tersebut dibawa setelah ini? Apakah dibuang? Hatinya benar-benar bergejolak hebat. Namun sebuah anggukan dengan makna iba yang teramat dalam benar-benar telah membuat kehidupan setelah kejadian tersebut berubah. Tiada kesepian dihari-harinya, karena pelangi senantiasa membawa kebahagian dihidupnya.<br />
<br />
<br />
<a name='more'></a></div>
<div>
<br /></div>
Hujan turun mengguyur pertiwi. Tidak ada pesona senja yang terpancar dari arah samudra, batin para pengunjung Pantai sore ini. Mereka kecewa karena tertundanya tujuan dari kedatangan mereka ke Pantai ini yang tidak lain hanya untuk melihat pemandangan sunset. Namun tidak untuk seorang pemilik mata hitam yang saat ini menatap senang rintikan-rintikan hujan yang jatuh dari langit. Gadis itu terus saja terpana menatap hujan dari balik kaca ruang tamu. Senyum yang amat lebar hingga nampaklah deretan gigi putihnya. Sesekali nafasnya menimbulkan uap yang menempel permukaan kaca.<br />
<div>
<br /></div>
<div>
Seorang wanita tua menghampirinya. Wanita itu menyentuh bahunya, gadis itu sedikit melonjak kaget lalu menoleh ke arah wanita tersebut. Wanita itu menatapnya penuh tanya, dia mulai mengangkat tangannya dan membuat sebauh sandi yang hanya dimengenti oleh nya. Gadis kecil itu membalasnya dengan cara yang sama. Tidak ada sedikitpun suara yang keluar dari mulut mereka melainkan hanya sandi-sandi gerakan tangan.</div>
<div>
<br /></div>
<div>
Endahningtyas Pelangi namanya. Seorang gadis tuna rungu berusia 10 tahun. Inilah hobinya setiap hujan turun, melihat hujan turun. Tidak ada seorangpun yang bisa mengganggunya, termasuk Mbok Ratmi, wanita yang sejak lahir mengasuhnya dengan sabar seakan Pelangi itu adalah anaknya. Bahkan tidak jarang dia berlari menyongsong datangnya hujan. Terlebih ketika segaris cahaya warna-warni terbentang di cakrawala. Tidak ada yang bisa mencegahnya terus menunggui pelangi hingga habis oleh malam.<br />
<br />
Pelangi, kasihan dia, hanya hujan dan cahaya indah yang mau menemaninya. Tidak ada yang mau menyentuhnya kecuali Mbok Ratmi dan hujan. Tidak juga ibunya yang sudah lebih dari 7 tahun hilang tanpa kabar sedikitpun. Kasihan, dia harus menapaki kerasnya dunia ini sendirian, tanpa seorang teman. Senyum ikhlas yang dia tampakkan seakan benar-benar mewakili perasaannya bahwa aku sudah bahagia memiliki Mbok Ratmi, hanya Mbok Ratmi.<br />
<br />
Terkadang airmata yang menyiratkan bahwa aku jenuh sendiripun keluar tak terbendung. "Dasar anak gundik. Pantas saja <i>budeg</i>, pas sesuai perilaku ibunya," cerocos begitu keras hingga mampu menggetarkan gendang telinganya. Apa daya yang bisa dia lakukan selain berlari dan menangis dalam diam.<br />
<br />
Sering dia bertanya, "Siapa saya? Siapa sebenarnya saya?" Namun tak pernah ada jawaban. Terus menerus hingga menyisakan tanda tanya yang begitu besar. Seperti halnya teka teki yang sulit dipecahkan untuk Mbok Ratmi.<br />
<br />
"Ayo makan dulu, Nduk," begitulah kiranya makna gerakan tangan Mbok Ratmi.<br />
Pelangi menggeleng. Mungkin dia marah karena tidak kunjung mendapat jawaban dari Mbok Ratmi. Lalu dia terdiam kembali. Namun tidak lama setelah itu, Pelangi berlari keluar. Mbok Ratmi menyadari bahwa segaris cahaya warna warni membentang. Warna yang begitu berani beradu dengan pekatnya awan mendung dan jingganya senja.<br />
<br />
"PELANGI," teriakan serak wanita yang sudah berusia sewindu tersebut tidak mampu mencegahnya.Mbok Ratmi tidak mampu berlari. Mata senjanya hanya mempu menatap nanar rambut kuncir kuda pelangi yang menari-nari di bawah guyuran gerimis. Pelangi berlari menerobos gerimis hanya untuk menyongsongnya. Menyongsong garis yang seakan jembatan bagi pelangi. Hanya itu yang bisa membuatnya tersenyum seperti sekarang.<br />
<br />
Braaaaakkkkk . . . . .<br />
Mbok Ratmi terpaku di tempat. Jantungnya seakan remuk redam menyaksikan sebuah tubuh mungil yang terpelanting jauh lalu jatuh seperti boneka. Darah bersimbah di kepalanya, luka menghiasi muka manisnya, dan seulas senyum yang menggambarkan bahwa dia benar-benar telah bahagia.<br />
<br />
Sore ini, Pelangi telah menyeberang menuju surga, tempat yang tepat untuk gadis setegar dia. Senyum bahagia mengantarnya melewati jembatan penuh warna. Tidak ada mendung melainkan kebahagian yang abadi.<br />
<br />
Selamat jalan Pelangi, keindahanmu selalu ku nanti.<br />
Asuka Hasegawa<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br /></div>
<div>
<br />
<div>
<br /></div>
<div>
<br /></div>
</div>
Anggiahttp://www.blogger.com/profile/08818481365924514299noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-2052503220506453963.post-33890431643268729512013-09-12T05:46:00.004-07:002013-09-12T05:46:47.446-07:00Menuliskan Adegan Aksi Tokoh Fiksi<br />Pada
saat anda membaca novel, bisakah anda menebak, seberapa kaliber novelis
tersebut? Kalau saya yang ditanya, maka salah satu jawaban adalah
seberapa detil dia menggambarkan aksi tokohnya saat itu. Lihat bagaimana
dia menggambarkan sang tokoh sedang marah ketika diputuskan pacarnya.
Lihat bagaimana sang tokoh berkelahi mempertahankan diri dari serbuan
berandalan yang disuruh mantan pacarnya. Semakin detil dan alamiah,
berarti semakin baik novelis tersebut.<br />
<a href="http://octacintabuku.wordpress.com/2013/05/14/menuliskan-adegan-aksi-tokoh-fiksi/angry/" rel="attachment wp-att-1448" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><img alt="angry" class="alignleft size-medium wp-image-1448" height="241" src="http://octacintabuku.files.wordpress.com/2013/05/angry.jpg?w=300&h=241" width="300" /></a>Novelis adalah seorang pengamat. Dengan pengamatannya, dia dapat
bercerita kepada pembaca. Dengan ceritanya, novelis dapat mentransfer
tidak saja Tokohnya sedang apa? Tapi juga membangkitkan emosi tertentu
di hati pembaca. Sadarkah anda, ketika anda menangis saat membaca cerita
sedih, atau marah manakala sang antagonis sedang membuat sengsara
protagonis, anda sedang terhipnotis oleh novelis?<br />
Beberapa hal berikut ini dapat dilakukan agar dapat menggambarkan aksi tokoh fiksi dengan baik.<br />
<ol>
<li><strong>Buat Dialog yang Singkat</strong><br />
Apakah masuk akal seseorang yang berlari ketakutan karena dikejar pocong
akan berdialog panjang-panjang dengan pacar yang ada di sampingnya,
meskipun pacarnya secantik Denise Richards, atau Jessica Alba? Tidak
mungkin. Bahkan mungkin akan meninggalkan pacarnya sampai
terkencing-kencing karena terlalu ketakutan.Buatlah dialog sesingkat
mungkin. Tonjolkan pada deskripsi kelakuan tokoh. Tindakan-tindakan
fisik, baik yang terlihat (tangan, kaki, tolehan kepala), atau yang tak
terlihat (degup jantung, aliran darah yang cepat, nafas yang
tersengal-sengal)</li>
<li><strong>Lakukan Apa yang Dilakukan Sang Tokoh</strong><br />
Cara paling gampang agar anda tahu bagaimana menggambarkan adegan adalah
dengan melakukan adegan itu sendiri. Jika anda mempunyai tokoh seorang
pendaki gunung, ada baiknya jika anda mendaki gunung beneran. Ini
dilakukan Ayu Utami ketika membuat novel Bilangan Fu. Pada saat anda
mendaki gunung, anda akan tahu tangan mana yang kram. Pada menit
keberapa keringat mulai mengalir. Apa yang harus dilakukan untuk
mencapai puncak, dengan memaku dinding batu atau mencari lubang? Bahkan
anda bisa merasakan ketakutan ketika detak jantung anda semakin meninggi
saat anda belum sampai puncak saat malam akan tiba.</li>
<li><strong>Gunakan Kata Kerja<br />
</strong>Namanya saja aksi. Tentu saja banyak kata kerja yang dipakai.
Jangan lupa untuk menggunakan kamus tesaurus sebagai variasi untuk kata
yang mirip atau sama. Sebagai contoh bandingkan cuplikan adegan berikut:
<i>Bulan tampak </i><i><b>mengamati </b></i><i>dengan sisi bundarnya
tatkala Adi terseok-sengok. Dia berjalan dengan meninggalkan bekas tapak
kaki tak beraturan. Darah yang menetes dari lambungnya memerahi tanah.
Kepalanya berputar </i><i><b>mengamati </b></i><i>dengan lemah. Ia berharap kalau-kalau ada seseorang yang dapat membantunya.</i><br />
Ada dua kata yang sama, yaitu <i>mengamati. </i>Alangkah lebih baik jika salah satunya diganti dengan <em>mencermati</em> atau <em>menatap</em>, sehingga tidak membosankan. Untuk kebutuhan ini anda memerlukan kamus tesaurus. Sehingga menjadi:<br />
<i>Bulan tampak </i><i><b>mencermati </b></i><i>dengan sisi bundarnya
tatkala Adi terseok-sengok. Dia berjalan dengan meninggalkan bekas
tapak kaki tak beraturan. Darah yang menetes dari lambungnya memerahi
tanah. Kepalanya berputar </i><i><b>mengamati </b></i><i>dengan lemah. Ia berharap kalau-kalau ada seseorang yang dapat membantunya.</i></li>
<li><strong>Percepat Kecepatan Penggambaran Adegan</strong><br />
Aksi ya aksi. Jika sudah memutuskan bahwa pada bagian ini anda
menggambarkan aksi sang tokoh, maka jangan menuliskan sesuatu yang lain.
Jangan membuat pembaca terpecah perhatiannya. Jangan menuliskan setting
tempat disini. Jangan mendeskripsikan karakter tokoh disini. Kalaupun
menuliskan deskripsi, buatlah seminimal mungkin. Gambarkan hanya pada
sudut pandang karakter saja. Satu hal yang menjadi pegangan dalam
menulis adegan aksi. Segala tindakan harus cepat. Bahkan omongan mungkin
terpatah-patah, atau kalimatnya tidak lengkap.</li>
<li><strong>Belajarlah dari Penulis Lain<br />
</strong>Sebagai hal terakhir. Sering-seringlah membaca karya penulis
lain. Cermati dan Amati bagaimana mereka menggambarkan sebuah aksi.
Pelajari pemilihan kata-kata mereka. Pelajari deskripsi aksi mereka.
Saya sarankan untuk membaca Kho Ping Ho atau <em>Wiro Sableng</em> untuk adegan perkelahian. <em>5 Cm</em> untuk perjalanan di gunung atau <em>First Love Forever Love</em> untuk perang gangster. </li>
</ol>
<br />
Sumber : https://octacintabuku.wordpress.com/2013/05/14/menuliskan-adegan-aksi-tokoh-fiksi/Anggiahttp://www.blogger.com/profile/08818481365924514299noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-2052503220506453963.post-42806471781806341402013-09-08T02:47:00.000-07:002016-03-10T17:03:18.667-08:00Sakura Drop<div style="text-align: justify;">
Kamu, Kazuma Harada, namun aku lebih suka memanggilmu Kaze yang berarti angin dalam bahasa Jepang. Nama yang menurutku cocok sekali dengan kelakuanmu. Kedatanganmu dalam hidupku 'tak ubahnya seperti angin. Aku tidak tahu sejak kapan kamu berhembus di hidupku, tiba-tiba saja aku sudah merasa terlena oleh kesejukan yang kamu berikan. Dan sekarang, aku tidak tahu kapan kamu pergi dari hidupku dan berhenti berhembus di relung hatiku karena sekarang, aku tidak merasakan lagi hembusanmu.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br></div>
<div style="text-align: justify;">
Apakah aku harus bersyukur kepada Tuhan karena Tuhan telah mempertemukan kita? Ataukah aku harus menyesali keputusan Tuhan karena telah mempertemukan kita? Akibat pertemuan kita, aku harus memendam perasaan yang teramat besar selama bertahun-tahun keberadaanku di Jepang. Dan saat ini, ketika aku sudah kembali ke Indonesia ,aku harus melupakanmu. Begitu juga dengan semua kenangan-kenangan yang sudah lama mengisi setiap sekat memori otakku. Namun, bayanganmu masih saja membelengguku. Semakin kuat aku berusaha melupakanmu, semakin kuat pula bayanganmu mendekapku.<br>
<br>
Sekalipun ada Hiro yang selalu setia menuntunku keluar dari bayanganmu. Selangkah demi selangkah, aku harus melupakanmu. Kamu bukan milikku, dan duniaku bukan milikmu. </div><div style="text-align: justify;"><br></div><div style="text-align: justify;">Sulit.. namun kesakitan yang kamu berikan mampu mengatasi itu semua. Hiro, aku tidak hanya menemukan cinta melainkan juga pengorbanan tulus. Aku memutuskan mengakhiri semua. Seperti halnya kamu dan Haruka. Begitu juga aku dan Hiro, kami akan menemukan bahagia. Suatu hari nanti... </div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"> <a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiFMpm7qxdDFE3u6etjxatWgGcWqw1mUz__l2j3WLZ3Jaw3QSEcX1cz3VbTYVdcdQGDm7Z1tdw-IhnmT6PiVQxveMxgbehynuoNetE6BcpDZV-pH2ebSNXcrvT2uPAqFeh7hEPmlo85I4k/s1600/images-5.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"> <img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiFMpm7qxdDFE3u6etjxatWgGcWqw1mUz__l2j3WLZ3Jaw3QSEcX1cz3VbTYVdcdQGDm7Z1tdw-IhnmT6PiVQxveMxgbehynuoNetE6BcpDZV-pH2ebSNXcrvT2uPAqFeh7hEPmlo85I4k/s640/images-5.jpg"> </a> </div>Anggiahttp://www.blogger.com/profile/08818481365924514299noreply@blogger.com0Taman Ueno, 5-20 上野公園 台東区 東京都 110-0007, Jepang35.71407 139.7740805999999335.7011775 139.75391059999993 35.7269625 139.79425059999994