Jumat, 25 November 2016

Hijrahku

Rasanya masih kemarin aku belajar memakai hijab. Rasanya juga baru kemarin aku merasa  seperti ada yang membatasi semua perilakuku. Semuanya serba tak terduga. Dan pastinya inilah takdirku. Dia sang Perencana Terbaik.

Aku, berawal dari hukuman, perlahan menapaki apa itu Islam dan berperilaku Islam yang sebenarnya. Untuk pertama kalinya juga, aku mengenal amanat yang harus ku pertanggungjawabkan. Aku sebagai Ketua yang harus menghimpun teman-temanku agar senantiasa istiqomah berada dalam satu majelis ini. Majelis yang terbentuk karna sebuah hukuman. Rasanya sangat tidak mungkin jika majelis ini bertahan lama. Namun, atas izin Allah, majelis tersebut masih terselenggara sampai sekarang dan mencetak beberapa alumni syar'i.

Banyak yang kami pelajari, terlebih mengenai hubungan dengan lawan jenis. Dan lagi-lagi, Dia-lah sang Perencana Terbaik. Dia membawaku ke dalam majelis itu, agar aku mampu membentengi diriku dari perilaku zina dan khianat. Tapi sepertinya pengaruh pergaulan disekelilingku mengalahkan itu. Aku ikut arus pertemanan dan nafsu dunia. Namun aku tetap mempertahankan forum ini. Allah benar-benar sang Perencana terbaik.

Forum selebihnya hanya formalitas yang harus aku ikuti. Tapi aku tidak bisa meninggalkannya, entah mengapa. Hatiku membutuhkannya. Hati melebihi nafsu, jika tidak dituruti, ada kehampaan melingkupi diriku. Dan dari situlah Allah mempermainkan hatiku. Dia maha pembolak balik hati manusia.

Masa SMP berakhir. Aku merasa mendapat keluarga yang peduli denganku selama dalam forum. Dan forum menjadi zat adiktif bagiku. Aku membutuhkannya, hatiku membutuhkannya, kehidupanku membutuhkannya, dan seluruh jiwaku membutuhkannya meskipun berulangkali aku menolaknya.

Senin, 07 November 2016

Di Depan Lebih Indah

Kita sama-sama tahu. Tidak ada yang mau disakiti. Tidak ada yang bermaksud menimbulkan luka. Tidak pula ada yang berpikir keduanya.

Kekerasan bukan sebuah penyelesaian yang seharusnya diambil. Aku bukan sebuah baja, yang tidak berefek apapun ketika ditempa dalam bara api sekalipun. Meskipun nantinya aku berubah bentuk, namun, aku tetaplah baja. Tidak akan pernah berubah.

Baja akan melindungi manusia, jika manusia memperlakukannya selayaknya baja pada umumnya. Namun sifat manusia yang selalu tidak puas dengan apa yang ada di sekitarnya, membuat baja melukai manusia itu. Tindakan rasional sebenarnya, siapa berbuat dan apa yang akan ditimbulkan akibat perbuatan itu. Namun ego manusia yang membuatnya tidak menyadari kesalahan tersebut. Atau mungkin kesalahan ditimbulkan oleh baja itu. Wallahualam.

Aahh.. yang sudah berlalu jangan terus menerus disesali. Di depan ada sebuah pemandangan indah, mungkin. Jadi, jangan menengok ke belakang seakan di belakang kembali memberi harapan. Meskipun di depan belum tentu memberi harapan, namun, jangan bergantung ke belakang.

Ikuti saja arus air yang akan membawa kita ke muara. Laut yang luas, berbagai macam makhluk akan kita jumpai di sana...