Selasa, 08 Maret 2016

Dandelion

Ketika bayangan mulai mengabur, dan keburukanmu terlihat semakin jelas di mataku, aku sadar bahwa aku tidak pantas lagi berada lama di sisimu. Aku memutuskan untuk pergi dengan pertimbangan yang ku rasa tidaklah adil untukku sendiri. Aku ingin membuatmu bahagia setelah sekian lama membuatmu tersiksa dan terluka. Begitu lama aku berfikir seharusnya aku sadar bahwa perilaku yang kamu tunjukkan kepadaku mengatakan bahwa kamu sudah jenuh dengan hubungan kita. Akhirnya keputusan untuk pergi menjadi akhir hubungan ini dan menjadi awal kebahagiaanmu, kurasa.

Sayang, hidup ini laksana bunga dandelion, yang selalu berkelana mencari takdirnya. Dia tidak suka hinggap terlalu lama melainkan selalu pergi mengikuti hembusan angin. Dan aku rasa kamu adalah bunga dandelion itu. Kamu bisa mencari bunga lain untuk kamu kembangkan kembali.

Aku bukanlah bunga itu, sayang. Aku bukanlah bunga yang hendak kamu kembangkan. Meskipun kamu telah memetikku, namun aku telah layu dan rusak oleh waktu.  Aku rela dibuang asal kamu bahagia. Aku ikhlas jika harus sendiri seumur hidup. Aku melakukan semuanya tanpa paksaan dan aku tidak ingin kamu melakukannya dengan paksaan.

Tapi satu hal yang perlu kamu tahu, cintaku tidak akan pernah hilang untukmu. Semoga kamu bahagia, sayang. Semoga kamu bahagia meskipun bukan aku yang membahagiakanmu. . . 

0 komentar:

Posting Komentar